Lahirnya Orde Baru
A.
Latar Belakang
Lahirnya Orde Baru
Pada
masa Orde Lama yang dipimpin oleh presiden Soekarno, ia pernah mengembangkan
konsep Nasakom ( Nasionalis, Agama, dan komunis) yang tujuannya adalah untuk
menggalang persatuan bangsa dengan menyamakan pemahaman mengenai kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dimana pada masa tersebut (demokrasi parlementer) terdapat perbedaan ideologi dari
partai-partai yang menimbulkan perbedaan pemahaman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara yang berdampak pada terancamnya persatuan di Indonesia. Bagi
presiden, NASAKOM merupakan cerminan
paham berbagai golongan dalam masyarakat. Namun, ajaran Nasakom ini menjadi
menyimpang dari kehidupan berbangsa dan bernegara karena adanya keterlibatan
PKI. Bahkan menggeser kedudukan pancasila dan UUD 1945. PKI memanfaatkan
penyebarluasan Nasakom dengan mengemukakan bahwa PKI merupakan barisan terdepan
pembela NASAKOM. PKIpun berhasil meyakinkan presiden bahwa presiden Soekarno
tanpa PKI menjadi lemah terhadap TNI. Karena kelompok yang kritis terhadap
Nasakom adalah para cendikiawan dan ABRI (TNI). Hal ini memberikan pengaruh
besar terhadap pemerintahannya, terjadi goncangan karena Soekarno lebih condong
ke blok kiri yaitu komunis. Banyak kebijakan Soekarno yang mendapat kritik dari
masyarakat. Puncaknya adalah terjadinya peristiwa G 30 S / PKI tahun 1965.
v Peristiwa G 30 S / PKI
-
Tahun terjadi : 1965
-
Ketua : D.N. Aidit ( terpilih tahun
1951)
-
Sebab muncul : tersiarnya kabar bahwa kesehatan
presiden mulai menurun. Mengetahui hal
tersebut, D.N. Aidit langsung memulai gerakan.
-
Perencanaan : oleh Kamaruzaman (ketua biro khusus PKI)
-
Kekuatan : 1. Militer, dipimpin oleh Letnan
Kolonel Untung
2. Komandan Batalyon I
Resimen cakrabirawa (pasukan pengawal presiden) sebagai pimpinan formal seluruh
gerakan.
-
Pelaksanaan :
*30 september 1965 à melakukan
pemberontakan dengan menggunakan kekuatan senjata. Daerah yang paling gawat
keadaannya adalah dijakarta dan Jawa Tengah. Meskipun kota demi kota berhasil
dikuasai namun berhasil direbut kembali.
* 1 Oktober 1965 à 1. melakukan penculikan dan
pembunuhan 6 perwira tinggi dan 1 orang perwira pertama angkatan darat
yaitu Ahmad Yani, R. Soeprapto, Haryono Mas Tirtodarmo, Suwondo Parman,
Donald izacus panjaitan, Soetojo siswomiharjo, letnan satu pierre andreas
tendean. Kemudian korban dibawa ke lubang buaya (terletak di sebelah
selatan pangkalan udara Halim Perdana Kusuma). Mereka dimasukkan ke sumur tua
dan ditimbun dengan sampah dan tanah. 2. Melakukan perebuatan
kekuasaan di yogyakarta, solo, wonogiri, dan semarang. 3.
Mengumumkan berdirinya dewan Resolusi melalui RR1 oleh Letnan Kolonel
Untung.
-
Penumpasan PKI :
*Sterilisasi pasukan yang berada di sekitar medan merdeka yang
dimanfaatkan kaum PKI.
*Operasi militer, dan berhasil mengamankan wilayah medan merdeka.
*Pasukan RPKAD berhasil menduduki RRI pusat.
*ABRI, dengan waktu yang singkat 1 oktober jakarta berhasil
dikuasai kembali oleh ABRI.
*Gerakan Operasi Territorial, yaitu dengan menangkapi tokoh-tokoh
organisasi politik dan organisasi massa PKI. PKI berhasil ditumpas.
Setelah gerakan 30 september
1965/PKI berhasil ditumpas, presiden Soekarno dianggap belum bertindak tegas
terhadap G30S/ PKI. Pada saat itu, presiden Soekarno menyatakan gerakan semacam
G30S/PKI dapat saja terjadi dalam suatu revolusi. Dalam pidato pertanggung
jawabannya yang oleh presiden diberi nama Nawaksara (sembilan pokok
masalah). Dalam pidatonya ia cenderung memberi amanat danmasalah nasional tentang
PKI sama sekali tidak disinggung. Sikap Soekarno ini dianggap lain oleh
masyarakat, mereka menganggap Soekarno membela PKI. Akibatnya, popularitas dan
kewibawaan presiden menurun dimata rakyat Indonesia. Demonstrasi besar-besaran
terjadi pada tanggal 10 januari 1966. Ada berbagai kesatuan aksi yang
muncul dari masyarakat untuk menetang PKI.
v Kesatuan Aksi yang tergabung dalam Front Pancasila / Angkatan 66 :
·
Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI)
·
Kesatuan Aksi
Pelajar Indonesia (KAPI)
·
Kesatuan Aksi
Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI)
·
Kesatuan Aksi
Sarjana Indonesia (KASI)
Tanggal
10 januari 1966 kesatuan aksi tersebut berkumpul dihalaman gedung DPR – GR
untuk mengajukan Tiga Tuntutan Rakyat (TRITURA).
v Isi Tritura :
·
Pembubaran PKI
bersama organisasi massanya.
·
Pembersihan
kabinet DWIKORA dari unsur-unsur PKI.
·
Penurunan
harga-harga barang (perbaikan ekonomi).
Pada
tanggal 15 januari 1966 diadakan sidang paripurna kabinet dwikora di istana
bogor. Dalam sidang itu, hadir para wakil mahasiswa. Presiden Soekarno menuduh
bahwa aksi-aksi mahasiswa itu didalangi oleh CIA (Central Intellegence Agency)
Amerika Serikat. Kemudian pada tanggal 24 Febuari 1966, Presiden Soekarno
mngumumkan perubahan kabinet yaitu kabinet Dwikora menjadi Kabinet Dwikora
yang disempurnakan. Ternyata perubahan itu tidak memuaskan hati rakyat, karena
banyak tokoh yang diduga terlibat dalam G30S/PKI masih berada didalam kebinet
baru yang terkenal dengan sebutan kabinet Seratus Menteri (mengingat
jumlah anggota kabinet mencapai hampir seratus orang). Pada saat pelantikan
kabinet, para mahasiswa, pelajar, dan pemuda memenuhi jalan-jalan menuju Istana
Merdeka. Aksi itu dihadang oleh Pasukan Cakrabiwara. Hal ini menyebabkan
trjadinya bentrokan antara pasukan Cakrabiwara dengan para demonstran yang
menyebabkan gugurnya seorang mahasiswa Unversitas Indonesia bernama Arif Rahman
Hakim dan oleh para pendemonstran dijuluki sebagai Pahlawan Ampera.
Saat
berpidato didepan sidang kabinet tanggal 11 Maret 1966, presiden diberitahu
oleh Brigjen Sabur. Isinya bahwa diluar istana terdapat pasukan tak dikenal.
Presiden Soekarno merasa khawatir dan segera meninggalkan sidang. Presiden
memerintahkan pula kepada brigjen Sabur untuk membuat konsep surat perintah
kepada Letjen Soeharto.
1.
Presiden
bersama Dr. Soebandrio dan Dr. Chaerul Saleh menuju istana bogor.
2.
Tiga Perwira
tinggi TNI AD yaitu Mayjen Basuki Rahmat, Brigjen M. Yusuf, dan Brigjen Amir
Mahmud menyusul ke Istana Bogor. Tujuannya
adalah supaya presiden merasa tidak terpencil dan memberi keyakinan bahwa TNI
AD dapat mengatasi keadaan asal diberi kepercayaan.
Setelah melalui
serangkaian pertemuan, maka pada tanggal 2 febriari 1967 presiden memberi
mandat kepada Letjen Soeharto untuk memulihkan keadaan dan kewibawaan
pemerintah. Mandat itu dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret
(Supersemar) terdapat pada ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966. Isi pokoknya adalah
memerintahkan kepada Letjen Soeharto atas nama Presiden untuk mengambil
tindakan yang dianggap perlu untuk terjminnya keamanan dan ketertiban srta
kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya Revolusi serta menjamin
keslamatan Pribadi dan kewibawaan Presiden. Keluarnya Supersemar inilah yang
menjadi tonggak lahirnya Orde Baru.
THANKS, INFONYA MBA....... :D
BalasHapus